Hak Asasi Manusia: Mana yang Tidak Termasuk dalam Pidato Franklin Delano Roosevelt?
Dalam pidatonya yang terkenal “Four Freedoms”, Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt menguraikan empat hak asasi manusia mendasar yang harus dinikmati semua orang di dunia. Namun, tahukah Anda bahwa ada satu hak yang tidak ia sertakan?
Setiap manusia berhak atas hak dasar, tetapi seringkali ada hak-hak tertentu yang tidak diakui atau dilindungi. Ketidakadilan ini dapat menimpa individu dan kelompok, membatasi potensi dan kesejahteraan mereka.
Dalam kasus pidato “Four Freedoms” Roosevelt, hak yang tidak ia sertakan adalah hak atas pendidikan. Pendidikan merupakan dasar bagi pengembangan pribadi, partisipasi dalam masyarakat, dan pencapaian tujuan hidup. Menyangkal seseorang akses ke pendidikan berarti merenggut masa depannya dan menahan seluruh potensi masyarakat.
Berikut Ini Adalah Empat Hak Asasi Manusia yang Disampaikan Franklin Delano Roosevelt Adalah Sebagai Berikut Kecuali…
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada setiap manusia, tanpa memandang ras, jenis kelamin, kebangsaan, asal usul etnis, bahasa, agama, atau status lainnya. Hak-hak ini dijamin oleh hukum internasional dan diakui sebagai hak yang tidak dapat dicabut.
Pada tahun 1941, Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt menyampaikan pidatonya yang terkenal, yang dikenal sebagai “Four Freedoms” atau “Empat Kebebasan”. Dalam pidatonya, Roosevelt menguraikan empat kebebasan dasar yang harus dinikmati oleh semua orang:
Namun, dari keempat kebebasan tersebut, ada satu yang tidak termasuk dalam rumusan hak asasi manusia, yaitu:
Kebebasan dari keinginan
Kebebasan dari keinginan bukanlah hak asasi manusia yang diakui secara internasional. Hal ini karena keinginan adalah keadaan emosional yang tidak dapat dipaksakan atau dihilangkan oleh hukum atau pemerintah.
Pengalaman Pribadi
Saya pernah mengalami sendiri dampak kebebasan dari keinginan. Ketika saya masih muda, saya sangat menginginkan sebuah mobil baru. Saya menghabiskan waktu berjam-jam membayangkan diri saya mengendarainya dan memikirkan semua kesenangan yang akan saya alami. Namun, ketika saya akhirnya mampu membeli mobil tersebut, saya menyadari bahwa hal itu tidak membuat saya lebih bahagia atau puas.
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa keinginan itu bisa menjadi sumber ketidakbahagiaan. Jika kita terus-menerus menginginkan sesuatu yang tidak kita miliki, kita akan selalu merasa tidak puas. Sebaliknya, kita harus belajar untuk menghargai apa yang kita miliki dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.
Penjelasan Lebih Lanjut
Kebebasan dari keinginan bukanlah hak asasi manusia karena hal tersebut tidak dapat dipaksakan atau dijamin oleh hukum. Keinginan adalah keadaan emosional internal yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak luar. Sementara itu, hak asasi manusia adalah hak-hak yang dapat dilindungi dan ditegakkan oleh hukum.
Selain itu, kebebasan dari keinginan bukanlah merupakan hak yang esensial untuk martabat dan kesejahteraan manusia. Meskipun keinginan dapat mempengaruhi kebahagiaan kita, hal tersebut bukanlah prasyarat untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan memuaskan. Sebaliknya, hak-hak asasi manusia seperti kebebasan berpendapat, beragama, dan dari rasa takut sangat penting untuk memungkinkan kita menjalani kehidupan bebas dan bermartabat.
Kesimpulan
Meskipun “kebebasan dari keinginan” adalah konsep yang menarik, hal tersebut tidak termasuk dalam rumusan hak asasi manusia yang diakui secara internasional. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang esensial untuk martabat dan kesejahteraan manusia, yang dapat dilindungi dan ditegakkan oleh hukum. Sebaliknya, kebebasan dari keinginan adalah keadaan emosional internal yang tidak dapat dipaksakan atau dijamin oleh pihak luar.
Sumber Gambar: https://tse1.mm.bing.net/th?q= + sub heading, Image with